Langsung ke konten utama

Kartupos Gladys Tanda Cinta

Oleh : Bambang Haryanto

Kartupos itu bergambar lanskap kota Sevilla, ibukota Andalusia, Spanyol Selatan. Lain kali panorama Birmingham, Inggris,  Guangzhou di Cina, sampai Atlanta di Amerika Serikat. Selain kontak lewat e-mail, saudara saya yang berprofesi sebagai wartawan olahraga selalu mengirimkan kartupos dari tempat ia meliput event olahraga kelas dunia.

Aktivitas sederhana itu ia jadikan tradisi dan kini ia tularkan pada putrinya, Gladys,  yang masih TK. Setiap ke luar kota, putrinya ia ajak membeli kartupos bergambar  khas kota setempat. Lalu mengajarinya untuk  menulisi  kartupos itu dengan satu-dua kata atau coretan gambar. Kebetulan Gladys sudah lancar menulis namanya sendiri, alamat, juga nama kakak,  orang tua dan kakek-neneknya. Kartupos-kartupos itu lalu dimasukkan ke bis surat, ditujukan pada dirinya sendiri dan orang tuanya.

Bangga Sebagai Pustakawan. Saya (Bambang Haryanto) berfoto bersama Gladys, bulan Juni 2017. Saat itu tanpa melalui tes Gladys diterima sebagai mahasiswa Ilmu Perpustakaan di Universitas Pajajaran. Kebetulan saat itu saya memiliki kaos baru, hadiah dari mantan dosen saya di Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia (kini FIB UI), Ibu Murtini Pendit. Kini kaos itu semoga bisa menjadi inspirasi dan penyemangat Gladys dalam menekuni kuliahnya.

***
Ketika tiba kembali kerumah, sensasi  mulai ia rasakan. Mungkin mirip situasi komedik-romantik dari lagu Please, Mr.Postman dari The Beatles, dulu-dulu itu. Yaitu mengharap-harap kartuposnya tiba,  merasakan kegembiraan ketika mendengar suara pak pos memanggil, dan terutama ketika menerimanya. Tentu saja  diperkaya dengan cerita-cerita seisi keluarga menyambut tibanya kartupos-kartupos tersebut.  Secara tidak langsung,  sejak dini ia merasakan kegembiraan dalam menulis, merasakan keajaiban dan manfaat kata-kata tertulis, dan tentu saja mulai terbina mencintai aktivitas membaca.

Semua keluarga mampu melakukan hal yang sama, menjadikan menulis kartupos sebagai tanda awal cinta anak-anak mereka terhadap aktivitas belajar tanpa henti, sepanjang hayat, yang semakin dibutuhkan oleh tiap insan di tengah cepatnya perubahan global dewasa ini. Menulis dan membaca. Silakan, hari ini Anda dapat memulainya  untuk putra-putri tercinta Anda !


Wonogiri, 8 Desember 2004

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melacak Penyebab Ribuan Sarjana Menganggur di Indonesia Tak Kunjung Dilirik Perusahaan

Oleh : Adi Renaldi | 10 September 2018 Kalau kamu termasuk sarjana baru yang sampai detik ini meratapi nasib gara-gara tak ada panggilan kerja meski ratusan surat lamaran sudah dikirim ke perusahaan, tenang saja, kamu tidak sendirian.  Hasil survei dari Willis Towers Watson yang dilakukan sejak 2014 hingga 2016 menyebutkan delapan dari sepuluh perusahaan di Indonesia kesulitan mendapatkan lulusan perguruan tinggi dalam negeri siap pakai. Padahal, jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 250 ribu orang. Ironisnya lagi, pertumbuhan jumlah perusahaan di Indonesia termasuk pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam satu dekade terakhir, ada 3,98 juta perusahaan baru muncul di Tanah Air. Itu berarti setidaknya setiap tahun bermunculan 398.000 perusahaan rintisan. Kini total perusahaan di Indonesia mencapai 26,71 juta berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) sepanjang 201. Erry Hadisto termasuk satu dari ribuan lulusan strata 1 yang terpaksa menga

Apa Keterampilan Menulis Mengganjal Sukses Anda Berburu Pekerjaan?

Oleh : Bambang Haryanto Kalau keterampilan menulis Anda anggap   tidak menentukan masa depan hidup Anda, tanyakan pendapat bagian perekrutan pegawai di sesuatu perusahaan . Utamanya setelah mereka menyeleksi ratusan atau ribuan surat lamaran yang membanjiri kantornya.   Jawaban yang umum mereka berikan   pastilah keluhan : antara satu pelamar dan pelamar lainnya sulit dibedakan penampilannya secara   tertulis. Calon yang potensial atau yang sebaliknya, semuanya menjual diri dengan format yang sama dan bahasa yang sama pula. Mengapa demikian ? Karena mereka memang hanya menjiplak format-format surat lamaran yang telah ada. Mereka menjiplak, walau sudah lulus sarjana pun, karena keterampilan menulisnya memang menyedihkan. Akibatnya pun fatal. Oleh karena bagian perekrutan karyawan itu rata-rata hanya memerlukan waktu beberapa detik saja dalam memeriksa dan menyeleksi sepucuk surat lamaran, maka dapat dibayangkan berapa banyak surat-surat yang bergaya seragam it

Sumber Daya Manusia : Data Raksasa untuk Merekrut Karyawan

Oleh : Andreas Maryoto Kompas, Jumat, 4 Mei 2018 : 17 Ketika perusahaan Anda masih merasa diburu dan dibutuhkan pelamar kerja, maka Anda biasa terperangkap. Risiko paling fatal, mendapat kandidat yang tidak berbakat. Perekrutan karyawan harus diakui, “dirusak” oleh industri digital yang lebih yang lebih efisien dan mengenalkan cara perekrutan yang cepat dan menarik bagi calon karyawan. Pelamar berbondong-bondong mengantre masuk ke industridigital, sementara perusahaan mapan mulai ditinggal. Diskusi tentang perekrutan sumber daya manusia korporasi dan cara menarik mereka bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di sejumlah negara. Cara perekrutan menjadi topik teratas di sejumlah perusahaan. Selama ini,perusahaan-perusahaan mapan menunggu para pelamar. Bahkan, dikesankan, untuk masuk perusahaan itu sangat sulit. Kini,orang mudah mendapat informasi pekerjaan dan mudah pula mengirim lamaran pekerjaan. Hanya perusahaan yang membuat strategi baru yang mampu menjaring calon-